
JAKARTA - Badan Penyelenggara Haji (BP Haji) menyatakan komitmennya untuk memperbanyak jumlah petugas haji perempuan mulai penyelenggaraan ibadah haji tahun 2026 atau 1447 Hijriah. Langkah ini diambil untuk mengimbangi dominasi jemaah haji perempuan yang jumlahnya signifikan setiap tahun.
Wakil Kepala BP Haji, Dahnil Anzar Simanjuntak, mengatakan bahwa selama ini terdapat ketimpangan jumlah petugas antara laki-laki dan perempuan. Padahal, kehadiran pembimbing ibadah perempuan sangat dibutuhkan dalam sejumlah segmen ibadah yang bersifat personal.
Petugas Perempuan Idealnya 50 Persen dari Total Kuota
Menurut Dahnil, proporsi petugas perempuan sebaiknya mencapai minimal 50 persen, sesuai dengan jumlah jemaah perempuan. Hal ini menjadi fokus utama BP Haji untuk meningkatkan kualitas pelayanan ibadah haji secara menyeluruh.
“Makanya salah satu catatan penting ke depan, pembimbing perempuan itu minimal proporsional, 50-50 atau sesuai dengan kuota jemaah perempuan,” ujar Dahnil, Rabu (28/5).
Ia juga mengungkapkan bahwa salah satu permasalahan krusial dalam pelaksanaan haji tahun 2025 adalah minimnya pembimbing ibadah perempuan. Padahal, ada beberapa tahapan ibadah yang dinilai lebih pantas didampingi oleh petugas perempuan.
Badiklat Petugas Haji Disiapkan, Sistem Perekrutan Dirombak
Sebagai langkah strategis, BP Haji akan membentuk Badan Pendidikan dan Pelatihan (Badiklat) khusus petugas haji. Lembaga ini akan menjadi pusat pelatihan dan rekrutmen petugas, terutama untuk memastikan kualitas dan jumlah petugas perempuan yang memadai.
“Ke depan kami akan menyiapkan para petugas perempuan secara sistematis. Makanya BP Haji akan membentuk Badiklat khusus,” jelas Dahnil.
Selain pelatihan, sistem rekrutmen petugas juga akan dirombak agar lebih selektif dan menjamin representasi perempuan yang lebih proporsional. Langkah ini diharapkan menciptakan pelayanan ibadah haji yang lebih inklusif dan sensitif gender.
Langkah Strategis Menuju Haji 2026 yang Lebih Responsif
Peningkatan jumlah petugas perempuan ini merupakan bagian dari persiapan besar BP Haji untuk pelaksanaan haji 2026, yang sepenuhnya akan dikelola oleh lembaga tersebut. Dengan sistem yang diperbarui, BP Haji ingin memastikan seluruh jemaah, terutama perempuan, mendapatkan pendampingan maksimal.
Kebijakan ini mendapat dukungan luas dari masyarakat, terutama dari kelompok jemaah lansia dan perempuan yang merasa lebih nyaman dibimbing oleh sesama perempuan. Diharapkan, pelayanan haji ke depan akan lebih responsif terhadap kebutuhan spesifik jemaah.