JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Inggris memperkuat kolaborasi strategis di bidang pendidikan tinggi dengan menghadirkan kampus internasional berkualitas di tanah air. Salah satu wujud konkretnya adalah rencana pendirian Kampus Internasional King’s College London (KCL) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, Malang, Jawa Timur.
Rencana ini dibahas dalam pertemuan antara Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Duta Besar Inggris untuk Indonesia Dominic Jermey, UK Government International Education Champion Sir Steve Smith, serta delegasi perguruan tinggi anggota Russell Group, Jumat (30/5). Delegasi Inggris juga bertemu Presiden Prabowo Subianto di Kediaman Hambalang untuk menyampaikan komitmen kerja sama jangka panjang di bidang pendidikan.
“Presiden menginginkan percepatan. Jadi, pada dasarnya seperti itulah cara mengembangkan sumber daya manusia. Dari hulunya adalah pemenuhan gizi yang seimbang dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG), dan di hilir pendidikan yang berkualitas,” ujar Menko Airlangga. “Kita tidak mau menunggu 10 sampai 15 tahun, tetapi Presiden ingin melakukannya dengan segera.”
Delegasi Inggris menyampaikan bahwa kampus internasional dari UK yang akan hadir di Indonesia akan menawarkan kualitas pendidikan setara dengan institusi induknya di Inggris, namun dengan biaya yang disesuaikan dengan kondisi lokal. Program yang akan ditawarkan mencakup jenjang sarjana, pascasarjana, pelatihan, hingga riset bersama dunia industri.
UK Government International Education Champion Steve Smith menegaskan komitmen Inggris untuk menjadikan Indonesia mitra prioritas di sektor pendidikan. “Kami melihat kerja sama pendidikan dengan Indonesia sebagai kemitraan penting dan jangka panjang,” ujarnya.
Russell Group yang diwakili dalam pertemuan ini terdiri dari 24 perguruan tinggi terkemuka di Inggris, dengan seluruh anggotanya termasuk dalam daftar 200 universitas terbaik dunia, bahkan empat di antaranya berada di peringkat 10 besar dunia. Kolaborasi ini diharapkan mampu memperluas akses masyarakat Indonesia terhadap pendidikan tinggi berstandar internasional.
Selain Menko Airlangga, pertemuan dengan Presiden juga dihadiri oleh Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Pemerintah berharap kerja sama ini dapat membuka akses pendidikan berkualitas bagi hingga 10.000 mahasiswa Indonesia.
Langkah ini sejalan dengan prioritas pemerintahan Presiden Prabowo untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan yang inklusif, adaptif, dan berdaya saing global.
