
JAKARTA - Ganda campuran Indonesia, Dejan Ferdinansyah dan Siti Fadia Silva Ramadhanti, kembali mengalami kegagalan di Indonesia Open 2025 setelah tak mampu melangkah ke babak kedua. Mereka harus mengakui keunggulan pasangan Thailand, Dechapol Puavaranukroh dan Supissara Paewsampran, dalam pertandingan yang berlangsung di Istora Senayan, Jakarta, Rabu (4/5). Kekalahan ini menjadi yang keempat kalinya bagi Dejan/Fadia saat berhadapan dengan wakil Thailand tersebut, menunjukkan betapa sulitnya mereka memecahkan dominasi lawan.
Meski sudah beberapa kali bertemu, Dejan dan Fadia mengaku masih kesulitan membaca pola permainan Puavaranukroh/Paewsampran yang dinamis dan kerap berubah. Fadia mengungkapkan bahwa meski mereka sudah mempelajari gaya bermain lawan, pasangan Thailand itu selalu tampil lebih siap. "Kita sudah empat kali pertemuan lawan mereka. Polanya sudah tahu, cuma mereka lebih siap," kata Fadia usai pertandingan. Dejan juga menyoroti konsistensi permainan lawan yang sulit ditebak. "Kita tebak pola mereka seperti ini, mereka tiba-tiba bisa berubah. Itu yang jadi nilai plus mereka," tambahnya.
Pada gim pertama, Dejan/Fadia sempat menunjukkan perlawanan sengit. Setelah tertinggal beberapa poin, mereka berhasil mengejar ketertinggalan hingga skor 19-18. Namun, kesalahan-kesalahan di akhir gim membuat mereka gagal memenangkan gim tersebut. Fadia mengakui bahwa kesalahan sendiri menjadi faktor penting kekalahan mereka. "Sebenarnya kita adaptasi, cuma di finishing-nya kita banyak melakukan kesalahan sendiri," ujarnya.
Di gim kedua, Dejan/Fadia sempat unggul di awal, tetapi pasangan Thailand kembali menunjukkan keunggulan mereka dengan membalikkan keadaan dan meraih kemenangan dengan mudah. Dejan menjelaskan bahwa Puavaranukroh sangat mahir dalam menguasai lapangan, baik di area depan maupun belakang, sehingga membuat mereka kesulitan menembus pertahanan lawan. "Posisi depan belakang itu posisi nyerang mereka yang menjadi andalan mereka, untuk ngebuka atau mecah posisi itu susah," tuturnya.
Hingga saat ini, Dejan/Fadia masih belum menemukan formula yang tepat untuk mengalahkan pasangan Thailand tersebut. Dalam tujuh kali pertemuan, mereka belum pernah sekalipun meraih kemenangan. Namun, kekalahan ini justru memotivasi mereka untuk terus berusaha mencari cara menghadapi salah satu pasangan terbaik dunia itu.
Kegagalan Dejan/Fadia berbanding terbalik dengan rekan setim mereka, Adnan Maulana/Indah Cahya Sari Jamil, yang berhasil melaju ke babak berikutnya. Perbedaan hasil ini semakin menegaskan bahwa Dejan/Fadia masih perlu meningkatkan performa, terutama dalam hal konsistensi dan adaptasi terhadap perubahan pola permainan lawan.
Indonesia Open 2025 sebagai bagian dari BWF World Tour Super 1000 memang menjadi ajang bergengsi yang diikuti oleh pebulutangkis top dunia. Kekalahan Dejan/Fadia menjadi pelajaran berharga bagi mereka untuk terus berkembang dan meningkatkan kualitas permainan di masa mendatang.