
WONOSOBO - Perayaan Idul Adha 1446 H di Lapangan Garung, Desa Butuh, Kecamatan Kalikajar, Wonosobo, Jawa Tengah, berlangsung meriah sekaligus mengejutkan. Lokasi yang biasanya sepi itu tiba-tiba dipadati ribuan jemaah, termasuk turis dari Malaysia, yang ingin merasakan pengalaman shalat Id dengan latar belakang Gunung Sindoro dan Sumbing. Pantauan di lapangan menunjukkan antusiasme luar biasa, di mana jalan menuju lapangan sudah ramai sejak dini hari, padahal shalat Id baru dilaksanakan setelah matahari terbit.
Bupati Wonosobo Afif Nurhidayat mengungkapkan bahwa Lapangan Garung memang telah lama menjadi destinasi wisata, terutama saat momen religius seperti Idul Adha. "View-nya langsung menghadap gunung. Sampai-sampai turis dari Malaysia pun datang," kata Afif, Rabu (4/6). Keindahan alam sekitar Lapangan Garung, terutama dengan latar Gunung Sindoro dan Sumbing yang terlihat jelas saat cuaca cerah, menjadi daya tarik utama.
Tingginya minat masyarakat untuk shalat Id di lokasi ini berdampak pada penuhnya homestay dan penginapan di sekitar Kalikajar. "Sekarang homestay sudah penuh. Orang berbondong-bondong ingin shalat di Garung Butuh," tambah Afif. Fenomena ini menunjukkan bahwa selain sebagai kegiatan ibadah, shalat Id di Lapangan Garung telah menjadi bagian dari wisata religi yang menarik perhatian banyak orang, termasuk wisatawan mancanegara.
Namun, antusiasme masyarakat ternyata melebihi perkiraan panitia. Sunwiguna, salah satu panitia pelaksana shalat Idul Adha Dusun Garung, mengaku kewalahan menghadapi jumlah jemaah yang mencapai 27.000 orang, padahal kapasitas lapangan hanya sekitar 5.000 orang. "Ini di luar perkiraan kami. Banyak jemaah yang terpaksa shalat di area perkebunan karena lapangan sudah penuh," ujarnya. Panitia pun meminta maaf atas keterbatasan fasilitas yang tersedia.
Meskipun demikian, suasana khidmat tetap terasa. Jemaah yang datang tidak hanya dari Wonosobo, tetapi juga dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan bahkan luar negeri. Kehadiran turis Malaysia menjadi bukti bahwa Lapangan Garung mulai dikenal sebagai destinasi wisata religi yang unik. Pemandangan gunung yang megah dan udara sejuk pegunungan menambah kekhusyukan ibadah.
Pemerintah Kabupaten Wonosobo berencana memanfaatkan momentum ini untuk lebih mempromosikan potensi wisata religi dan alam di daerah tersebut. "Kami akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk meningkatkan fasilitas tanpa merusak keasrian alam sekitar," kata Afif. Langkah ini diharapkan bisa mengakomodir minat masyarakat sekaligus menjaga kenyamanan lingkungan.
Shalat Idul Adha di Lapangan Garung kali ini bukan sekadar ritual keagamaan, melainkan juga perpaduan antara spiritualitas dan daya tarik alam. Fenomena ini memberikan pelajaran penting tentang bagaimana nilai-nilai tradisi dan potensi wisata bisa bersinergi, menciptakan pengalaman yang bermakna bagi masyarakat maupun wisatawan. Ke depan, Wonosobo berpotensi menjadi salah satu destinasi utama wisata religi dengan sentuhan alam pegunungan yang memesona.