
JAKARTA – Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mendorong peningkatan ekspor komoditas unggulan seperti durian dan lobster ke China dalam pertemuan dengan delegasi dari Association of Guangdong-Indonesia for the Promotion of Trade, Kamis (5/6), di Menara Kadin Indonesia, Jakarta Selatan.
Pertemuan ini dihadiri Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie, Wakil Ketua Umum Koordinator (WKUK) Bidang Pengembangan Ekspor Juan Permata Adoe, dan Wakil Ketua Umum Bidang Pembinaan dan Koordinasi Eksportir Frits Novianto Suhendar.
Dalam pertemuan tersebut, Juan Adoe menekankan pentingnya kolaborasi strategis antara Indonesia dan China di sektor kendaraan listrik, industri kelautan, serta peningkatan ekspor komoditas perikanan.
“Kita punya baby lobster terbesar di Asia. Ini bisa jadi peluang besar ekspor, baik ke China maupun Amerika,” ujar Juan. Ia juga menyebut durian sebagai komoditas potensial yang layak diperluas pasarnya. “Durian adalah bisnis yang sangat bagus. Indonesia penghasil durian terbesar,” tambahnya.
Ia juga menyinggung perlunya menjaga kelestarian laut dan mencegah praktik pencurian ikan yang merugikan kedua negara.
Ketua Umum Kadin Anindya Bakrie menyambut baik kunjungan delegasi China dan berharap kerjasama dagang semakin erat di masa mendatang. “Semoga hubungan ini terus berkelanjutan dan memperluas sektor bisnis yang bisa dikerjasamakan,” ujar Anindya saat menyerahkan cinderamata kepada Presiden Association of Guangdong-Indonesia, Andy Guo.
Sementara itu, Frits Novianto menekankan pentingnya transformasi industri nasional melalui kerja sama teknologi dan peningkatan nilai ekspor. Ia menyebut kolaborasi ini dapat membawa manfaat konkret bagi pelaku usaha di kedua negara.
Presiden Andy Guo menyampaikan ketertarikan delegasinya terhadap model bisnis sosial dan pembangunan komunitas yang dijalankan dunia usaha di Indonesia. “Let’s together,” ucap Andy, menyiratkan semangat kolaboratif.
Delegasi dari China terdiri dari pelaku usaha berbagai sektor seperti furniture hotel, konstruksi gedung tinggi, produk logam, kapal energi baru, hingga sistem pelapis ramah lingkungan. Pertemuan ini diharapkan menjadi langkah awal yang kuat dalam memperkuat hubungan dagang bilateral berbasis prinsip saling menguntungkan dan pembangunan berkelanjutan.