
SORONG - Pemerintah Kabupaten Raja Ampat melalui Dinas Pariwisata setempat menegaskan komitmennya menjaga kelestarian alam dengan mendesak penghentian aktivitas pertambangan nikel di wilayah tersebut. Kepala Dinas Pariwisata Ellen Risamasu menyatakan kekhawatiran serius terhadap dampak lingkungan yang dapat merusak keindahan bawah laut sebagai daya tarik utama destinasi wisata kelas dunia ini.
"Kami sangat mendukung jika Kementerian ESDM dan KLHK menghentikan sementara operasi empat perusahaan tambang di Raja Ampat karena indikasi kerusakan lingkungan," tegas Ellen pada Sabtu (7/6). Ia menekankan bahwa pariwisata memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat dibandingkan pertambangan yang berpotensi merusak lingkungan.
Ellen membantah isu kerusakan parah di Raja Ampat, sekaligus mengajak wisatawan untuk tetap berkunjung. "Silakan datang ke Raja Ampat, kondisi alam kita masih terjaga baik dan tetap menjadi ikon wisata dunia," ujarnya. Namun ia mengingatkan, aktivitas pertambangan berisiko menghancurkan keindahan alam yang selama ini menjadi andalan.
Dinas Pariwisata juga menyoroti bahaya framing negatif di media sosial yang menampilkan gambar-gambar tidak akurat tentang kerusakan lingkungan di Raja Ampat. Ellen menegaskan informasi menyesatkan tersebut dapat merugikan ekonomi masyarakat yang bergantung pada sektor pariwisata.
Lebih jauh, Ellen mengimbau semua pihak untuk tidak hanya fokus pada ancaman tambang, tetapi juga pada upaya pelestarian lingkungan secara menyeluruh. Ia mengingatkan pentingnya mengatasi masalah sampah plastik, limbah, dan kerusakan mangrove yang sama-sama mengancam ekosistem laut.
Baca Juga : BSI Maslahat Distribusikan 10.344 Hewan Qurban
"Jangan hanya bicara 'selamatkan Raja Ampat dari tambang' tapi lalai menjaga kebersihan laut dari sampah dan limbah," pesan Ellen. Pemerintah Kabupaten berkomitmen menjaga kelestarian alam Raja Ampat sebagai warisan berharga untuk generasi mendatang sekaligus menjamin kelangsungan pariwisata sebagai penopang ekonomi utama wilayah ini.