
YOGYAKARTA - Libur panjang Idul Adha 2025 ternyata tidak memberikan dampak signifikan terhadap kunjungan wisatawan di kawasan Malioboro, Yogyakarta. Beberapa pelaku usaha, termasuk kusir andong dan pedagang, mengeluhkan kondisi ini, di mana jumlah pengunjung justru lebih rendah dibandingkan periode liburan sebelumnya seperti libur Mei 2025.
Muhammad Arifin (28), seorang kusir andong, mengungkapkan bahwa jumlah wisatawan yang menggunakan jasanya selama libur Idul Adha kali ini cenderung stagnan. "Tidak terlalu meningkat. Hanya ramai pada hari Minggu, sedangkan Jumat dan Sabtu biasa saja. Libur panjang sebelumnya justru lebih tinggi," ujarnya pada Senin (9/6). Ia menduga banyak wisatawan memilih berkumpul dengan keluarga di rumah saat Idul Adha, berbeda dengan libur Idul Fitri atau libur sekolah yang biasanya ramai pengunjung.
Arifin juga menyoroti kemungkinan penurunan daya beli masyarakat sebagai salah satu penyebab sepi pengunjung. "Omzet untuk andong lumayan sepi," tambahnya. Meski sempat melayani wisatawan dari Jawa Tengah dan Jakarta, jumlahnya jauh lebih sedikit dibanding biasanya.
Sementara itu, Bambang, pedagang di Teras Malioboro Ketandan, mengakui ada peningkatan pengunjung selama libur Idul Adha, tetapi kenaikannya tidak signifikan. "Lumayan, tapi jauh lebih ramai saat Idul Fitri. Liburan kali ini seperti akhir pekan biasa," katanya. Omzet hariannya hanya naik sedikit, dari Rp 200.000–300.000 di hari biasa menjadi sekitar Rp 500.000 saat libur. "Tidak sampai naik 50 persen," jelasnya.
Kondisi ini menunjukkan bahwa libur Idul Adha 2025 tidak menjadi momentum pemulihan ekonomi bagi pelaku usaha di Malioboro, berbeda dengan harapan banyak pihak. Beberapa faktor seperti preferensi wisatawan untuk beraktivitas di rumah dan daya beli yang belum pulih diduga menjadi penyebabnya.