
JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) merampungkan pembangunan Paralympic Training Center di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Fasilitas ini diharapkan menjadi pusat pembinaan atlet difabel nasional berstandar internasional.
Menteri PU Dody Hanggodo menyatakan pembangunan ini merupakan bentuk dukungan konkret terhadap kemajuan prestasi atlet paralimpiade Indonesia.
“Saya yakin Indonesia memiliki potensi besar mencetak atlet paralimpiade berbakat. Dengan fasilitas ini, para atlet dapat berlatih lebih optimal dan terarah,” ujar Menteri Dody, Senin (9/6).
Paralympic Training Center dibangun di kaki Gunung Lawu, tak jauh dari kawasan Bumi Perkemahan Cakra Pahlawasri, Desa Delingan, Karanganyar. Proyek dimulai sejak Desember 2023 dan rampung pada Desember 2024, dengan anggaran APBN sebesar Rp421,9 miliar.
Fasilitas berdiri di atas lahan seluas 80.262 m² dengan luas bangunan 34.346 m². Terdiri dari gedung GOR 1 seluas 17.482 m² dan asrama atlet seluas 16.864 m² berupa dua tower rumah susun setinggi empat lantai, yang mampu menampung 392 atlet dalam 188 kamar.
Fasilitas pelatihan yang tersedia mencakup: kolam renang utama, kolam pemanasan, kolam recovery, arena boccia, menembak, tenis meja dan wheelchair tennis, badminton, angkat besi, blind judo, ruang multifungsi, lapangan sepak bola, lintasan atletik 400 meter, lompat jauh, lompat tinggi, dan tolak peluru.
Direktur Jenderal Prasarana Strategis, Maulidya Indah Junica, memastikan seluruh fasilitas sudah sesuai standar internasional. Selain untuk pembinaan atlet nasional, pusat ini juga dapat digunakan untuk pelatihan bersama atlet mancanegara (joint training).
“Ke depan kami juga telah merencanakan pembangunan tahap dua, yang akan menambah satu gedung GOR dan satu gedung asrama lagi, guna menampung lebih banyak atlet dan cabang olahraga lainnya,” jelas Maulidya.