
JAKARTA – Danantara akan dilibatkan dalam proyek pengelolaan sampah dengan mekanisme Waste to Energy. Hal ini dibahas dalam rapat antara menteri Kabinet Merah Putih dan Presiden Prabowo hari ini. Proyek ini sejalan dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025-2029.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menjelaskan bahwa mekanisme Waste to Energy akan mengubah sampah menjadi sumber energi, dengan Danantara memainkan peran penting. "Nah itu yang akan digunakan mekanisme namanya Waste to Energy. Mengubah sampah menjadi energi. Nanti Danantara berperan di sana," ujar Tito, Selasa (10/6).
Tito menyebutkan bahwa Presiden Prabowo sangat memperhatikan isu sampah dan lingkungan. Pemerintah juga membahas pengelolaan sampah secara menyeluruh, dari hulu hingga hilir. Lokasi pengelolaan sampah akan didiskusikan dengan pemerintah daerah. "Dan tadi ada mekanisme hulu dan hilir, jadi di daerah-daerah itu sudah ada yang mengerjakan dari hulu melibatkan masyarakat, ada juga yang berorientasi hilir," jelasnya.
Di sisi hilir, terdapat 33 titik tempat pembuangan akhir (TPA) yang telah diidentifikasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup. Sementara di hulu, masyarakat akan dilibatkan dalam upaya reduce, recycle, dan reuse untuk mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA.
CEO Danantara Rosan Roeslani menegaskan bahwa perusahaannya akan mendukung percepatan proyek Waste to Energy. Namun, Danantara tidak akan bekerja sendiri. "Kami juga tidak berinvestasi sendiri, kami akan mengajak sektor swasta untuk berkolaborasi dalam proyek ini," ujar Rosan.
Proyek ini diharapkan menjadi solusi berkelanjutan dalam menangani persoalan sampah sekaligus menghasilkan energi alternatif. Kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan swasta dinilai krusial untuk mewujudkan target pengelolaan sampah nasional.