JAKARTA – Rencana Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan global, meski data inflasi AS Mei 2025 menunjukkan pelandaian. Pasar kripto dan saham AS merespons dengan kehati-hatian di tengah ancaman kebijakan proteksionis tersebut.  

Inflasi AS (CPI) Mei 2025 tercatat naik 0,1% bulanan (yoy 2,4%), lebih rendah dari proyeksi. Sektor perumahan masih menjadi pendorong utama, sementara harga energi mengalami penurunan. Respons pasar kripto cukup signifikan dengan Bitcoin turun 1,6% ke US$107.000 dan Ethereum melemah 1,32% ke US$2.700.  

Di pasar saham, indeks utama AS bergerak terbatas dengan S&P 500 turun 0,3% dan Nasdaq melemah 0,5%. Fahmi Almuttaqin, analis Reku, menyatakan pasar sedang mempertimbangkan dampak kebijakan Trump yang rencananya akan diumumkan sebelum 9 Juli 2025.  

"Efek kenaikan tarif mungkin tidak langsung terasa, tetapi bisa memicu inflasi jangka menengah," ujar Fahmi. Trump disebut akan menerapkan pendekatan 'take it or leave it' dalam kebijakan tarif barunya.  

The Fed diperkirakan mempertahankan suku bunga dalam pertemuan pekan depan, dengan potensi cut rate pada September jika inflasi tetap terkendali. Namun ketegangan dagang AS-China dan kebijakan proteksionis Trump bisa mengubah skenario tersebut.  

Investor kini memilih menahan eksposur mereka sambil memantau perkembangan kebijakan perdagangan AS yang berpotensi mengganggu stabilitas pasar keuangan global dalam beberapa bulan mendatang.