
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya penguatan sistem perpajakan nasional sebagai tulang punggung penerimaan negara. Hal ini disampaikannya dalam acara pelantikan pejabat eselon II Kementerian Keuangan di Jakarta, Jumat (13/6). Sri Mulyani menyoroti kebutuhan belanja negara yang terus meningkat di berbagai sektor strategis seperti bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur, sehingga sistem pajak harus mampu mengimbangi tekanan tersebut.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa Direktorat Jenderal Pajak memegang peran krusial dalam menjaga keberlanjutan fiskal negara. Untuk itu, pembenahan sistem pajak melalui implementasi teknologi Coretax menjadi fokus utama. "Perbaiki sistem Coretax yang sedang kita bangun. Pastikan sistem ini bisa berfungsi untuk melayani wajib pajak dengan mudah sekaligus mendukung pengumpulan penerimaan pajak secara efisien, akuntabel, dan adil," ujarnya.
Menteri Keuangan ini juga menekankan pentingnya transformasi organisasi yang menyentuh aspek struktur, fungsi, dan sumber daya manusia. Penataan kelembagaan ini tidak hanya berlaku untuk Ditjen Pajak, tetapi juga untuk Ditjen Bea dan Cukai yang menghadapi tantangan kompleks di tengah dinamika perdagangan global. "Perdagangan internasional kini menjadi alat kompetisi bahkan konfrontasi. Kita harus mampu mengantisipasi tantangan ini," tambah Sri Mulyani.
Di tengah perubahan geopolitik global, Sri Mulyani menyoroti perlunya penguatan fungsi intelijen untuk mendeteksi titik rawan dalam rantai pasok dan dinamika politik internasional. Ia juga mengingatkan bahwa ekspektasi publik terhadap kinerja lembaga pajak dan bea cukai semakin tinggi, terutama di era media sosial dimana masyarakat bisa menyampaikan tuntutan secara terbuka.
Sri Mulyani meminta seluruh jajaran Kemenkeu menjawab tantangan ini dengan pendekatan tegas namun manusiawi. Kepemimpinan yang peduli dan mampu membangun kepercayaan disebutnya sebagai kunci untuk meningkatkan penerimaan negara sekaligus mendukung perbaikan ekonomi nasional. "Lakukan edukasi dan pendekatan yang manusiawi, tapi tetap tegas dan berwibawa," pungkasnya.