
JAKARTA - PT Pupuk Indonesia (Persero) berhasil masuk dalam daftar Fortune Southeast Asia 500 (FSEA500) 2025 sebagai salah satu perusahaan terbesar di Asia Tenggara berdasarkan pendapatan tahun fiskal 2024. Perusahaan pelat merah ini menempati peringkat ke-69, naik dua tingkat dari posisi sebelumnya di tahun 2024, dengan mencatatkan pendapatan audited sebesar Rp81,6 triliun.
Vice President Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Cindy Sistyarani, menyatakan pencapaian ini mencerminkan kepercayaan publik terhadap konsistensi perusahaan dalam menjaga fundamental bisnis. "Penghargaan ini memperkuat posisi kami sebagai BUMN strategis yang adaptif dan berdaya saing global," ujar Cindy dalam keterangan resmi, Selasa (17/6).
Pupuk Indonesia terus melakukan penguatan proses bisnis melalui penerapan teknologi industri 4.0, termasuk integrasi big data dan Internet of Things (IoT). Saat ini, lebih dari 32.000 sensor telah terpasang di 48 fasilitas produksi untuk pemantauan real-time. Langkah efisiensi juga dilakukan melalui revitalisasi pabrik, termasuk pembangunan Pusri III-B yang diproyeksikan mampu menghemat biaya hingga Rp1,5 triliun per tahun dengan penurunan konsumsi gas dari 32 MMBTU/ton menjadi 21,7 MMBTU/ton.
Di sisi distribusi, perusahaan mengembangkan platform digital i-Pubers yang telah digunakan di lebih dari 26.000 kios resmi di seluruh Indonesia untuk memastikan penyaluran pupuk subsidi tepat sasaran. Selain itu, Pupuk Indonesia melakukan diversifikasi bisnis dengan membangun pabrik soda ash berkapasitas 300.000 ton per tahun di Pupuk Kalimantan Timur dan mengembangkan proyek energi bersih seperti green ammonia di Gresik dan Aceh.
Pembangunan kawasan industri pupuk di Fakfak, Papua Barat, menjadi bagian dari strategi jangka panjang untuk memperkuat distribusi di Indonesia Timur. "Kami berkomitmen menjaga tata kelola yang baik, efisiensi operasional, dan keberpihakan kepada petani," tegas Cindy menutup pernyataannya.