JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah dua kantor Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Jakarta, Kamis (26/6), dalam penyidikan dugaan korupsi pengadaan electronic data capture (EDC), alat pembayaran elektronik milik BRI.

Penggeledahan dilakukan di dua lokasi strategis, yaitu Kantor Pusat BRI di Jalan Sudirman dan kantor BRI di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Hingga saat ini, belum ada tersangka yang diumumkan dalam perkara ini. KPK menyatakan masih menggunakan Surat Perintah Penyidikan (Sprindik) umum.

“KPK masih terus mendalami dan menelusuri pihak-pihak yang diduga terlibat,” ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, kepada wartawan.

Selain penggeledahan, KPK juga memeriksa eks Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto. Catur hadir di Gedung Merah Putih KPK pukul 09.45 WIB dan keluar sekitar pukul 12.12 WIB. Ia menutup wajah dengan masker hitam saat meninggalkan lokasi, menghindari awak media.

Catur diketahui memiliki latar belakang kuat di sektor perbankan BUMN. Ia sempat menduduki posisi penting di BTN dan BNI, sebelum menjabat sebagai Wakil Dirut BRI. Ia merupakan lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Magister Manajemen dari Prasetiya Mulya.

Dugaan korupsi terkait pengadaan EDC ini menjadi sorotan karena berkaitan langsung dengan sistem pembayaran pelanggan dan potensi kerugian negara. Proyek pengadaan EDC biasanya bernilai besar dan memiliki dampak terhadap layanan perbankan nasional, terutama di sektor mikro dan ritel.