Jakarta – Pemerintah memastikan tidak ada kenaikan tarif listrik pada Agustus 2025, baik untuk pelanggan nonsubsidi maupun subsidi. Keputusan ini sejalan dengan kebijakan penetapan tarif triwulanan yang berlaku sejak Juli hingga September 2025.
Artinya, tarif listrik yang dibebankan ke pelanggan tetap menggunakan acuan tarif sebelumnya. Langkah ini dilakukan untuk menjaga daya beli masyarakat, mendukung sektor industri, serta memastikan stabilitas pemulihan ekonomi nasional.
“Penetapan tarif tetap ini menjadi sinyal positif bagi pelaku industri dan UMKM agar dapat merencanakan kegiatan usaha tanpa kekhawatiran biaya operasional meningkat,” ujar pejabat Kementerian ESDM.
Pemerintah juga memastikan tarif listrik 24 golongan pelanggan bersubsidi—seperti rumah tangga miskin, UMKM, usaha kecil, dan pelanggan sosial—tidak mengalami perubahan. Tujuannya, agar kelompok rentan tetap bisa menjalankan aktivitas ekonomi secara berkelanjutan.
Penyesuaian tarif listrik nasional dilakukan setiap tiga bulan sekali, sesuai dengan Peraturan Menteri ESDM Nomor 28 Tahun 2016 jo. Permen ESDM Nomor 8 Tahun 2023. Kenaikan baru hanya akan dipertimbangkan jika terdapat perubahan signifikan pada parameter ekonomi makro, seperti kurs rupiah, harga minyak mentah (ICP), inflasi, atau Harga Batubara Acuan (HBA).
Berikut tarif listrik Agustus 2025 yang tetap berlaku:
R-1/TR 900 VA: Rp 1.352/kWh
R-1/TR 1.300 & 2.200 VA: Rp 1.444,70/kWh
R-2/TR 3.500–5.500 VA: Rp 1.699,53/kWh
R-3/TR 6.600 VA ke atas: Rp 1.699,53/kWh
B-2/TR 6.600–200 kVA: Rp 1.444,70/kWh
B-3/TM >200 kVA & I-3/TM >200 kVA: Rp 1.114,74/kWh
I-4/TT ≥30.000 kVA: Rp 996,74/kWh
P-1/TR 6.600–200 kVA: Rp 1.699,53/kWh
P-2/TM >200 kVA: Rp 1.522,88/kWh
P-3/TR (penerangan jalan umum): Rp 1.699,53/kWh
L (semua tegangan): Rp 1.644,52/kWh
Masyarakat diimbau tetap bijak menggunakan listrik untuk mendukung efisiensi energi dan keberlanjutan pasokan nasional.
