JAKARTA – Perwakilan mahasiswa dari berbagai organisasi menyampaikan apresiasi atas kesempatan berdialog langsung dengan jajaran pemerintah usai menghadiri silaturahmi bersama Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Brian Yuliarto, serta Wakil Menteri Sekretaris Negara Juri Ardiantoro di Istana Negara, Kamis (4/9) malam. Pertemuan hangat ini dinilai menjadi ruang strategis untuk menyampaikan aspirasi sekaligus memperkuat iklim demokrasi di Indonesia.

Koordinator Media BEM SI Kerakyatan, Pasha Fazillah Afap, menilai undangan silaturahmi sebagai wujud keterbukaan pemerintah. Ia menambahkan, pemerintah merespons positif aspirasi mahasiswa. “Tadi Bapak Mensesneg sudah memberikan respon yang cukup baik dan akan segera disampaikan ke Bapak Presiden. Kebetulan Pak Presiden berhalangan hadir karena menghadiri Maulid di Istiqlal,” ungkapnya.

Senada, Ketua BEM UPN Veteran Jakarta, Kaleb Otniel Aritonang, menyebut pemerintah siap mengakomodasi aspirasi mahasiswa. Hal ini juga ditegaskan Phalosa dari Universitas Yarsi yang menekankan pentingnya pengawalan komitmen tersebut. “Apapun tuntutannya per hari ini kita sampaikan langsung ke lembaga eksekutif, pun harus tetap masyarakat dan kami rekan-rekan mahasiswa kawal,” ujarnya.

Dari kelompok Cipayung, Ketua Umum DPP GMNI, Risyad Fahlefi, menekankan perlunya perlindungan terhadap aktivis. Sementara Ketua Umum PB PMII, M. Shofiyullah Cokro, menilai pemerintah perlu menjaga keterbukaan informasi. Ia berharap pemerintah dapat menyampaikan kendala maupun tantangan secara transparan agar mahasiswa juga dapat berperan membantu, bukan hanya menuntut.

Risyad kembali menegaskan bahwa aspirasi mahasiswa diterima dengan baik. Ia optimistis tuntutan akan segera ditindaklanjuti melalui koordinasi lintas kementerian dan lembaga. “Ya intinya, aspirasi diterima dan akan ditindaklanjuti secepat-cepatnya. Jadi kita tunggu respons berikutnya dari pemerintah dan DPR,” ucapnya.

Mahasiswa sepakat bahwa pertemuan ini menjadi langkah awal memperkuat komunikasi dengan pemerintah. “Pertemuan malam ini memberikan kita semangat untuk terus mengkritik dan mengoreksi bangsa Indonesia. Kritik dan koreksi adalah bentuk kecintaan masyarakat terhadap negara,” ujar salah satu perwakilan.