JAKARTA - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan kritik pedas terhadap PT Pertamina yang dinilainya bermalas-malasan dalam membangun kilang minyak baru, padahal ketergantungan impor BBM terus membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

Dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Purbaya mengungkapkan bahwa subsidi energi terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan volume impor BBM yang mencapai puluhan miliar dolar per tahun, sementara Indonesia tidak pernah membangun kilang baru meski kondisi ini telah berlangsung selama puluhan tahun.

Purbaya mengungkit janji Pertamina pada tahun 2018 untuk membangun tujuh kilang baru dalam lima tahun yang hingga kini, setelah tujuh tahun berlalu, tidak satu pun terealisasi. Ia juga menceritakan bagaimana Pertamina pernah menolak tawaran investor asal China yang bersedia membangun kilang dengan skema build-operate-transfer dimana setelah 30 tahun beroperasi kilang tersebut dapat diambil alih Pertamina secara cuma-cuma.

Menkeu meminta DPR ikut mendesak Pertamina untuk segera merealisasikan pembangunan kilang baru guna mencegah kerugian negara yang lebih besar akibat ketergantungan impor BBM dari Singapura, sambil mengingatkan bahwa realisasi subsidi dan kompensasi energi pada APBN 2025 telah mencapai Rp 218 triliun atau 43,7 persen dari pagu yang dianggarkan.