
JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) melaporkan adanya kenaikan harga beberapa komoditas pangan utama, termasuk cabai dan beras premium, sementara harga bawang merah justru mengalami penurunan. Data terbaru dari Panel Harga Bapanas per Senin (2/6) pukul 08.00 WIB menunjukkan bahwa harga cabai rawit merah di tingkat konsumen naik menjadi Rp 55.837 per kilogram, dari sebelumnya Rp 46.378. Kenaikan yang cukup signifikan ini terjadi dalam waktu singkat dan menjadi sorotan bagi para pelaku pasar serta masyarakat.
Selain cabai rawit merah, komoditas cabai lainnya juga mengalami kenaikan harga. Cabai merah keriting melonjak dari Rp 44.236 menjadi Rp 53.000 per kilogram, sementara cabai merah besar naik dari Rp 42.349 menjadi Rp 50.971 per kilogram. Kenaikan harga cabai ini diduga dipengaruhi oleh faktor cuaca dan pasokan yang menipis di sejumlah daerah sentra produksi.
Di sisi lain, harga bawang merah justru mengalami penurunan dari Rp 38.131 menjadi Rp 37.333 per kilogram. Penurunan ini memberikan sedikit kelegaan bagi konsumen, meskipun harga bawang putih bonggol justru naik dari Rp 40.564 menjadi Rp 42.019 per kilogram. Perbedaan tren harga antara bawang merah dan bawang putih menunjukkan dinamika pasar yang berbeda untuk kedua komoditas tersebut.
Beras premium juga menjadi perhatian utama dengan harga yang menembus Rp 16.398 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp 15.656. Sementara itu, beras medium mengalami kenaikan dari Rp 13.852 menjadi Rp 14.248 per kilogram. Bahkan, beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang dikelola Bulog juga naik menjadi Rp 13.000 dari sebelumnya Rp 12.592. Kenaikan harga beras ini diprediksi akan memengaruhi daya beli masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi yang masih berjuang pulih pasca-pandemi.
Komoditas pangan lainnya juga menunjukkan pergerakan beragam. Harga jagung untuk peternak turun dari Rp 6.236 menjadi Rp 5.456, sementara kedelai biji kering impor naik dari Rp 10.827 menjadi Rp 11.222 per kilogram. Di sektor protein hewani, daging sapi murni turun tipis dari Rp 135.674 menjadi Rp 135.128 per kilogram, sedangkan daging ayam ras naik dari Rp 35.066 menjadi Rp 37.418 per kilogram. Telur ayam ras juga mengalami kenaikan tipis dari Rp 28.973 menjadi Rp 29.915 per kilogram.
Di kategori minyak goreng, harga minyak goreng kemasan turun menjadi Rp 20.443 dari sebelumnya Rp 20.799 per liter. Minyak goreng curah juga turun menjadi Rp 17.389 dari Rp 17.681 per liter. Sementara itu, Minyakita tercatat sedikit turun menjadi Rp 17.617 dari Rp 17.578 per liter. Penurunan harga minyak goreng ini mungkin dipengaruhi oleh stok yang cukup di pasaran serta kebijakan stabilisasi harga oleh pemerintah.
Harga ikan juga mengalami kenaikan, dengan ikan kembung naik dari Rp 40.665 menjadi Rp 44.955 per kilogram, ikan tongkol naik dari Rp 33.531 menjadi Rp 37.000 per kilogram, dan ikan bandeng naik tipis dari Rp 34.264 menjadi Rp 38.037 per kilogram. Kenaikan harga ikan ini diduga terkait dengan musim penangkapan yang tidak stabil serta tingginya permintaan pasar.
Sementara itu, harga garam konsumsi turun sangat tipis dari Rp 11.609 menjadi Rp 11.606 per kilogram. Perubahan yang hampir tidak signifikan ini menunjukkan stabilitas pasokan garam di pasar domestik.
Kenaikan harga beberapa komoditas pangan pokok, terutama cabai dan beras, berpotensi memengaruhi tingkat inflasi dalam beberapa pekan ke depan. Meskipun beberapa komoditas lain seperti bawang merah dan minyak goreng mengalami penurunan, fluktuasi harga pangan tetap menjadi tantangan bagi pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi.
Pemerintah melalui Bapanas dan instansi terkait diharapkan dapat mengambil langkah-langkah strategis untuk mengendalikan harga pangan, termasuk memperkuat pasokan dari daerah sentra produksi dan memperlancar distribusi. Dengan demikian, diharapkan harga pangan dapat stabil dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.