
JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) menghadapi keluhan dari nasabah setelah aplikasi perbankan digital BYOND BSI mengalami gangguan sejak Minggu (1/6). Hingga Senin (2/6), masalah ini masih belum terselesaikan, membuat banyak nasabah tidak dapat mengakses layanan transaksi melalui aplikasi tersebut. Ketika mencoba membuka aplikasi, nasabah hanya menemui pesan yang menyatakan bahwa sistem sedang dalam pemeliharaan.
"Mohon kembali lagi nanti, ya! Saat ini BYOND dalam pemeliharaan sistem untuk meningkatkan layanan agar lebih optimal," demikian bunyi notifikasi yang muncul di aplikasi.
Keluhan dari para nasabah mulai bermunculan di berbagai platform media sosial, terutama di X (sebelumnya Twitter). Seorang pengguna dengan akun @niw**** mengungkapkan bahwa aplikasi BYOND BSI sudah mengalami masalah sejak hari sebelumnya. "Byond error dari kemaren ka," tulisnya. Keluhan serupa juga disampaikan oleh akun @riya***** yang merasa kesal dengan gangguan berulang pada aplikasi tersebut. "ASTAGFIRULLAH BYOND BSI kenapa error terus siiiih," ujarnya. Pengguna lain bernama @kaji******** turut menyayangkan kondisi ini dengan menulis, "@bankbsi_id ini byond error mulu deh perasaan, adaa aja terus."
Gangguan ini terjadi di tengah catatan positif pertumbuhan transaksi digital BSI yang sebelumnya melonjak hingga 40 persen selama bulan Ramadhan. Aplikasi BYOND BSI sendiri merupakan salah satu platform andalan bank tersebut untuk memberikan kemudahan bertransaksi secara digital, termasuk layanan cicil emas dan berbagai produk perbankan syariah lainnya. Namun, insiden kali ini menimbulkan pertanyaan mengenai keandalan infrastruktur teknologi yang dimiliki oleh bank tersebut.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Bank Syariah Indonesia belum memberikan pernyataan resmi terkait penyebab gangguan maupun estimasi waktu perbaikan. Upaya Kompas.com untuk meminta konfirmasi langsung dari BSI juga belum mendapatkan tanggapan. Tidak adanya komunikasi yang jelas dari bank membuat sebagian nasabah semakin frustasi, terutama mereka yang membutuhkan akses cepat untuk transaksi penting.
Ini bukan pertama kalinya aplikasi BYOND BSI mengalami masalah teknis. Sebelumnya, pada Februari 2025, warga Lhokseumawe, Aceh, juga melaporkan masalah serupa dimana aplikasi tidak kunjung pulih setelah mengalami gangguan. Jika dilihat dari pola keluhan yang muncul di media sosial, gangguan sistem seperti ini tampaknya masih menjadi pekerjaan rumah bagi BSI dalam meningkatkan stabilitas layanan digitalnya.
Dampak dari gangguan ini cukup signifikan mengingat semakin banyak nasabah yang mengandalkan transaksi digital dalam aktivitas keuangan sehari-hari. Ketidakmampuan mengakses aplikasi berarti nasabah terpaksa harus datang langsung ke cabang atau menggunakan layanan alternatif, yang tentu saja kurang praktis di tengah tren perbankan yang semakin mengarah pada digitalisasi.
Para analis perbankan digital menilai, kejadian ini seharusnya menjadi peringatan bagi BSI dan perbankan nasional secara umum untuk terus memperkuat infrastruktur teknologi mereka. Pemeliharaan sistem yang lebih proaktif dan rencana pemulihan darurat (disaster recovery) yang matang diperlukan agar gangguan serupa tidak terulang di masa depan. Selain itu, transparansi komunikasi dengan nasabah saat terjadi masalah juga sangat penting untuk menjaga kepercayaan publik.
Sementara menunggu respons resmi dari BSI, nasabah yang terdampak disarankan untuk memantau update terbaru melalui kanal komunikasi resmi bank atau menghubungi layanan pelanggan. Gangguan ini juga mengingatkan pentingnya memiliki opsi cadangan untuk transaksi keuangan, seperti menggunakan internet banking atau memiliki akses ke beberapa platform pembayaran digital.
Kepada nasabah yang mengalami kendala, disarankan untuk tetap tenang dan mendokumentasikan setiap masalah yang ditemui sebagai bahan aduan resmi jika diperlukan. Dengan tekanan kompetisi di industri perbankan digital yang semakin ketat, pelayanan yang cepat dan andal akan menjadi penentu utama dalam mempertahankan loyalitas nasabah di masa depan.