Breaking News :
KanalLogoLogo
Kamis, 05 Juni 2025

Ekbis

Pandai Besi di Malang Kebanjiran Pesanan Pisau Sembelih Jelang Idul Adha 2025

Mita BerlianaSenin, 02 Juni 2025 15:19 WIB
Pandai Besi di Malang Kebanjiran Pesanan Pisau Sembelih Jelang Idul Adha 2025

pandai besi

ratecard

MALANG - Menyambut hari raya Idul Adha 1446 Hijriah yang jatuh pada tahun 2025, para pandai besi tradisional di Jalan Kyai Ageng Gribig, Kelurahan Kedungkandang, Kota Malang, mengalami peningkatan pesanan yang signifikan. Sejak awal Mei 2025, permintaan pembuatan dan perbaikan pisau khusus untuk keperluan penyembelihan hewan kurban terus mengalir deras ke bengkel-bengkel kerajinan logam tersebut.  

Sunardi (65), salah seorang perajin pisau berpengalaman, mengungkapkan bahwa lonjakan pesanan mulai terasa sejak sebulan sebelum hari raya.

"Yang paling banyak dipesan adalah pisau boleng untuk menyayat daging. Saat ini saja sudah ada sekitar 50 pesanan yang harus saya selesaikan," tutur Sunardi, pada Senin (2/6).

Pria yang telah puluhan tahun menekuni profesi sebagai pandai besi ini mengaku kewalahan memenuhi semua permintaan yang masuk. Dengan hanya dua orang tenaga kerja yang tersedia, Sunardi terpaksa membatasi jumlah pesanan yang bisa diterimanya.

"Ada pelanggan dari Tlogowaru ingin memesan 10 bilah pisau, tapi saya hanya sanggup membuat lima karena keterbatasan tenaga," jelasnya. Biasanya, di luar musim kurban, bengkel milik Sunardi lebih banyak menerima perbaikan alat-alat pertanian seperti sabit yang rutin dibawa petani sebulan sekali.  

Proses pembuatan pisau kurban tradisional tidaklah sederhana. Untuk menghasilkan satu bilah pisau berkualitas, Sunardi membutuhkan waktu minimal dua hari pengerjaan. Proses diawali dengan pembakaran besi baja menggunakan arang khusus berkualitas tinggi yang harus didatangkan dari Blitar dan Nganjuk.

"Bahan baku yang bagus semakin sulit didapat, tapi ini penting agar pisau bisa ditempa dengan sempurna," ujar Sunardi sambil menunjukkan proses penempaan di bengkelnya.  

Harga pisau buatannya bervariasi tergantung jenis dan ukuran, mulai dari Rp 100.000 hingga Rp 200.000 per bilah. Pelanggannya datang dari berbagai kalangan, mulai dari perorangan, lembaga pendidikan, hingga pengurus masjid yang mempersiapkan peralatan untuk penyembelihan hewan kurban.  

Yudianto, salah seorang pelanggan setia, mengaku telah memesan pisau di bengkel Sunardi sejak tahun 2000-an. Tahun ini, ia memesan lima bilah pisau dengan berbagai fungsi; pisau sembelih, pisau sayat, dan pisau khusus untuk memotong tulang.

"Saya harus sabar menunggu sekitar seminggu karena banyaknya pesanan. Tapi kualitas pisau buatan tangan seperti ini jauh lebih baik dibanding yang dijual di pasaran," kata Yudianto yang akan menggunakan pisau-pisau tersebut untuk kegiatan kurban di musala Desa Kidal, Kabupaten Malang.  

Fenomena lonjakan pesanan ini tidak hanya terjadi di Kota Malang. Beberapa daerah lain seperti Kulon Progo juga melaporkan peningkatan permintaan pisau kurban hingga dua kali lipat menjelang Idul Adha. Namun, para perajin tradisional seperti Sunardi menghadapi tantangan regenerasi dan persaingan dengan produk pabrikan yang lebih murah meski kualitasnya tidak sebaik buatan tangan.  

Meski sibuk memenuhi pesanan, Sunardi mengaku bersyukur bisa terus melestarikan keahlian warisan leluhurnya sekaligus berkontribusi dalam menyukseskan ibadah kurban masyarakat.

"Ini rezeki tahunan bagi kami para pandai besi. Semoga tahun depan bisa lebih baik lagi," harapnya sambil terus menata bilah-bilah pisau yang siap dikirim ke pelanggan.  

Kegiatan para pandai besi tradisional ini menjadi bukti nyata bahwa di era modern sekalipun, keahlian tangan dan produk lokal masih memiliki tempat tersendiri di hati masyarakat, terutama ketika menyambut momen-momen penting seperti Idul Adha. Pemerintah setempat pun didorong untuk lebih memperhatikan nasib para pengrajin tradisional yang merupakan bagian dari kekayaan budaya bangsa.

Pilihan Untukmu