JAKARTA - Warga Marunda Ujung, Cilincing, Jakarta Utara, mengeluhkan aktivitas bongkar muat batu bara curah di dermaga dekat pemukiman mereka yang diduga menyebabkan pencemaran air laut dan polusi udara. Ganda (50), salah seorang warga, menyatakan bahwa air laut di sekitar dermaga sering terlihat berminyak akibat tumpahan dari kapal tongkang pengangkut batu bara.  

"Kapal tongkang yang membawa batu bara juga berminyak, mungkin mereka mencuci tongkang di situ, sehingga air laut tercemar," ujar Ganda saat ditemui di lokasi, Kamis (11/6). Pengamatan di lapangan menunjukkan perubahan warna air laut dari kehijauan di pesisir menjadi kehitaman dan berminyak sekitar tiga mil dari pantai, tepatnya di dekat dermaga bongkar muat.  

Dampaknya, nelayan setempat mengaku hasil tangkapan mereka menurun drastis. "Kalau dapat udang setengah kilogram saja sudah hebat," keluh Ganda. Selain pencemaran air, warga juga mengeluhkan asap hitam dari aktivitas bongkar muat yang muncul antara pukul 11.00 hingga 14.00 WIB, mengganggu kesehatan dan kenyamanan.  

Abdullah (42), warga lain, mengaku sering menghirup asap tersebut tanpa disadari. Pemerintah setempat melalui Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara, Edy Mulyanto, belum memberikan tanggapan terkait keluhan ini.  

Sebelumnya, pada 2022, aktivitas serupa sempat diprotes warga karena debu batu bara mengotori pemukiman, sehingga dermaga lama ditutup. Namun, kini aktivitas beralih ke dermaga baru di tengah laut dekat perbatasan Bekasi, dengan dampak yang kembali dirasakan warga Marunda Ujung.