JAKARTA - BPKH Limited mengakui adanya kendala dalam penyediaan layanan makanan bagi jemaah haji Indonesia pada 14 Dzulhijah 1446 H di beberapa hotel di Makkah. Perusahaan penyedia layanan haji ini secara resmi meminta maaf atas keterlambatan distribusi makanan setelah puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).  

Direktur BPKH Limited Sidiq Haryono menjelaskan bahwa gangguan operasional terjadi di beberapa mitra dapur lokal yang bekerja sama dengan mereka. "Kami segera mengambil langkah cepat dengan menyediakan makanan pengganti seperti nasi bukhari, shawarma, dan makanan siap saji, meski kami sadar ini belum memenuhi harapan," ujar Sidiq dalam keterangan resmi, Kamis (12/6).  

Sebagai bentuk tanggung jawab, BPKH Limited memberikan kompensasi finansial kepada jemaah yang terdampak. Setiap jemaah yang tidak mendapatkan layanan makan akan menerima 10 riyal untuk sarapan dan masing-masing 15 riyal untuk makan siang dan malam. Dengan kurs 1 riyal setara Rp72.600, total kompensasi mencapai Rp217.800 per jemaah untuk makan siang dan malam.  

Iman Nikmatullah, Direktur BPKH Limited lainnya, menegaskan komitmen perusahaan untuk melakukan evaluasi menyeluruh atas insiden ini. "Kami sangat menghargai kesabaran jemaah dan berkomitmen untuk terus meningkatkan layanan," kata Iman.  

Selain menyediakan makanan segar, BPKH Limited juga mendistribusikan makanan siap saji, menyuplai bumbu khas Indonesia untuk dapur katering di Arab Saudi, serta mengelola area komersial di hotel-hotel jemaah untuk mendukung UMKM Indonesia. Perusahaan ini juga bekerja sama dengan penyedia jasa kargo untuk memastikan pengiriman barang jemaah ke Tanah Air berjalan lancar.  

BPKH Limited menyampaikan apresiasi kepada seluruh petugas haji, mitra lokal, dan relawan yang telah membantu mengatasi kendala distribusi makanan di lapangan. Perusahaan berjanji akan terus berupaya memberikan pelayanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia.