
JAKARTA - Arahan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding yang mendorong warga bekerja di luar negeri untuk mengurangi pengangguran mendapat respons beragam dari masyarakat Purworejo. Meski diakui bisa membuka peluang kerja lebih luas, warga menilai program ini memiliki tantangan tersendiri, terutama terkait biaya keberangkatan yang tidak murah.
Maksum (29), warga Purworejo, menyatakan kerja di luar negeri memang bisa meningkatkan taraf hidup. Namun ia mempertanyakan apakah pemerintah menyediakan bantuan modal. "Modalnya banyak, apakah ada bantuan dari pemerintah? Biaya sekolah sebelum berangkat saja sekitar 5 juta," ujarnya pada Senin (30/6).
Farid (28), sarjana pengangguran selama 3 tahun, menganggap kerja di luar negeri sebagai pilihan terakhir. "Kita berusaha cari kerja di Indonesia dulu, meski sulit. Lebih baik pemerintah membuka lapangan kerja di dalam negeri," katanya. Ia menambahkan, selain biaya tinggi, faktor keamanan juga menjadi pertimbangan penting.
Menteri Karding sebelumnya menyatakan di Jawa Tengah hampir 1 juta tenaga kerja belum terserap. "Bagi yang belum dapat kerja, segera pertimbangkan bekerja ke luar negeri secara resmi," ujarnya. Namun hingga kini belum ada pengumuman resmi mengenai skema bantuan modal bagi calon pekerja migran.
Warga berharap pemerintah tidak hanya mengimbau, tetapi juga memberikan solusi konkret terhadap kendala biaya dan perlindungan pekerja migran Indonesia di luar negeri.