JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan kelakar saat anggota DPR RI memberikan tepuk tangan lemah meski ia memaparkan capaian positif ekonomi Indonesia. "Mungkin tepuk tangannya lemah karena belum makan siang," selorohnya dalam Rapat Paripurna DPR ke-21 di Kompleks Parlemen, Senayan, Selasa (1/7).  

Sri Mulyani yang sedang memaparkan Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2026 menjelaskan pertumbuhan ekonomi kuartal I-2025 mencapai 4,87% (yoy), didorong konsumsi rumah tangga (4,89%) dan ekspor (6,78%). Namun, investasi hanya tumbuh 2,12% dan konsumsi pemerintah terkontraksi 1,38%.  

Ia menekankan delapan agenda prioritas pemerintahan Prabowo Subianto, termasuk ketahanan pangan dan energi, serta menyoroti produksi beras nasional yang melonjak 13,2% menjadi 19,09 juta ton pada semester I-2025 – tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.  

Di tengah presentasi, Sri Mulyani menyindir respons kurang antusias anggota DPR yang rapatnya molor dari jadwal pagi. Meski begitu, ia melanjutkan paparan dengan menyebut inflasi Juni 2025 sebesar 1,9% sebagai terendah di antara negara G20 dan ASEAN.  

"Tren perbaikan ekonomi harus terus dijaga, termasuk swasembada beras yang sudah menunjukkan hasil," tegas mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu sembari tetap mewaspadai gejolak ekonomi global yang berdampak pada ketidakpastian domestik.