
BANGKOK - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengundang para pebisnis Thailand untuk menanamkan modal dan memperdalam kemitraan strategis di Indonesia, khususnya di sektor hilirisasi sumber daya mineral, ekosistem kendaraan listrik, infrastruktur digital, dan pusat data. Pernyataan ini disampaikannya saat mewakili Presiden Prabowo Subianto dalam CEO Forum with Thailand Businesses di Bangkok, Senin (19/5).
Pada kesempatan itu, Menko Airlangga menegaskan bahwa dinamika kebijakan perdagangan global, termasuk rencana tarif resiprokal di Amerika Serikat, menuntut Indonesia untuk proaktif menegosiasikan perjanjian dagang dan mereformasi regulasi domestik. “Upaya ini mencerminkan komitmen kami melindungi kepentingan nasional sekaligus memperkuat sistem perdagangan internasional yang stabil dan berbasis aturan,” ujarnya.
Data terbaru menunjukkan bahwa pada 2024 nilai ekspor Indonesia ke Thailand mencapai USD 7,7 miliar, dengan komoditas utama: batu bara, suku cadang otomotif, dan baja. Sementara impor dari Thailand sebesar USD 9,7 miliar, dengan komoditas beras, tebu, suku cadang otomotif, dan mesin. Investasi Thailand di Indonesia juga melonjak menjadi USD 1,06 miliar tersebar di sekitar 1.800 proyek sejak 2020, mencakup sektor pertanian, karet, plastik, energi, hingga logistik.
Menko Airlangga turut menyoroti kekuatan ekonomi ASEAN: pertumbuhan 4,8 % pada 2024, total perdagangan barang naik 8,9 % menjadi USD 3.841 miliar, dan arus FDI USD 234 miliar. Pariwisata juga tumbuh pesat dengan 126,5 juta kedatangan wisatawan mancanegara. “Memasuki 2025, ASEAN diperkirakan tumbuh 4,7 % meski terdapat ketidakpastian global,” kata dia.
Oleh karena itu, Indonesia membuka peluang strategis bagi pelaku usaha Thailand di sektor-sektor unggulan, antara lain yakni hilirisasi sumber daya mineral, ekosistem kendaraan listrik, hingga infrastruktur digital dan data center.
Guna memfasilitasi jalur investasi tersebut, Indonesia berkomitmen untuk memperkuat kemitraan publik-swasta melalui Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang menawarkan lingkungan yang kondusif bagi investor Thailand untuk mengoperasikan bisnisnya, serta pengembangan infrastruktur melalui proyek-proyek kolaboratif di bidang transportasi, energi, dan pembangunan perkotaan. Selain itu, Indonesia juga menempatkan keberlanjutan dan inklusivitas sebagai pilar utama dalam strategi ekonomi Indonesia.
“Dengan fundamental ekonomi yang kuat ini, saya mengundang para pebisnis Thailand untuk menjajaki berbagai peluang yang ditawarkan Indonesia dan bergabung dengan kami dalam membentuk masa depan yang sejahtera bagi negara kita dan kawasan ASEAN,” pungkas Menko Airlangga.