
JAKARTA – Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos) menyatakan siap memberikan santunan kepada para korban meninggal dunia dan luka-luka akibat bencana banjir dan tanah longsor yang melanda Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, pada Senin (19/5). Bantuan tersebut akan diberikan langsung kepada ahli waris korban.
“Yang akan dibantu oleh Kemensos untuk korban bencana Trenggalek, salah satunya adalah santunan untuk korban meninggal dunia sebesar Rp15 juta per ahli waris,” ujar Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul, di Jakarta, Kamis (22/5)
Korban meninggal dalam bencana ini adalah Muhammad Haidar Assyafiq (6 tahun), warga Dusun Pucung, Desa Munjungan. Kemensos telah menyiapkan santunan yang akan diserahkan kepada ayah korban, Edi Suprianto, sebagai ahli waris sah.
Selain itu, Kemensos juga akan memberikan santunan kepada korban luka-luka, yakni Rp5 juta untuk korban luka berat dan Rp3 juta untuk korban luka ringan. Tak hanya itu, Kemensos juga menyalurkan bantuan stimulan untuk rumah yang rusak akibat bencana, dengan rincian Rp25 juta untuk rumah rusak berat, Rp5 juta untuk rusak sedang, dan Rp1 juta hingga Rp5 juta untuk rusak ringan.
Data yang dihimpun menyebutkan sebanyak 9.376 jiwa terdampak dalam bencana banjir dan longsor ini. Dampak materil cukup signifikan, di antaranya tujuh rumah warga terisolir dan harus direlokasi, tiga rumah tertimbun tanah longsor, tujuh rumah terdampak longsor langsung, dan 43 rumah lainnya berada dalam kondisi terancam longsor susulan.
Merespons kondisi tersebut, Kemensos juga telah menyalurkan bantuan logistik senilai total Rp759 juta lebih, yang dikirim dari Gudang Pusat Bekasi dan Gudang Sentra Terpadu Prof. Soeharso di Surakarta pada 20 Mei 2025.
Bantuan tersebut terdiri dari kasur dan selimut masing-masing sebanyak 300 lembar, 2.000 paket lauk pauk siap saji, 90 paket family kit, 200 paket kidsware, 300 lembar tenda gulung, serta dua unit dapur umum lapangan.
“Seluruh bantuan sudah diterima Posko Utama Penanganan Bencana di Dinas Sosial Trenggalek dan didistribusikan ke lokasi terdampak,” ungkap Gus Ipul.
Meski sebagian besar warga telah kembali ke rumah masing-masing, layanan dapur umum dari Taruna Siaga Bencana (Tagana) Trenggalek masih terus berjalan. Bahkan kini ada tambahan layanan di Desa Depok, Kecamatan Bendungan, salah satu wilayah yang terdampak longsor.
Gus Ipul menjelaskan bahwa pemerintah akan terus memantau dan mendampingi warga selama proses pemulihan berlangsung. “Kami pastikan negara hadir dalam situasi seperti ini. Kami juga mendorong pemerintah daerah untuk mempercepat pendataan dan perbaikan infrastruktur yang rusak,” tegasnya.
Diketahui, bencana banjir dan tanah longsor di Trenggalek dipicu oleh curah hujan yang sangat tinggi dalam waktu yang cukup lama. Luapan sungai terjadi di sejumlah wilayah hingga menyebabkan banjir di empat kecamatan, yaitu Trenggalek, Karangan, Pogalan, dan Gandusari. Sementara Kecamatan Bendungan mengalami bencana tanah longsor yang cukup parah.
Pemerintah pusat melalui Kemensos, bersama pemerintah daerah dan instansi terkait, masih terus berkoordinasi untuk memastikan semua korban mendapat bantuan danlayanan yang dibutuhkan