
JAKARTA - Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul) menyikapi kaburnya lima siswa dari Sekolah Rakyat dengan menyatakan kesiapan menggantikan mereka dengan calon siswa lain yang telah terdata. Menurut Gus Ipul, antrean calon peserta didik untuk program ini sangat panjang sehingga tidak akan menyulitkan pengisian kekosongan kursi.
Kepala Sekolah Sentra Terpadu Kartini Dewi Suhartini melaporkan bahwa kelima siswa tersebut kabur dalam dua waktu berbeda – tiga orang pada Jumat (18/7/2025) malam dengan melompati pagar sekolah, dan dua lainnya pada Senin (21/7/2025) siang dengan berjalan keluar seperti biasa. Semua pelarian berasal dari kelompok siswa laki-laki.
Meski memiliki cadangan peserta didik, Kementerian Sosial tetap berkomitmen melakukan pendekatan persuasif kepada keluarga siswa yang kabur. "Kita akan edukasi dan yakinkan lagi orang tua tentang pentingnya program ini untuk masa depan anak-anak mereka," tegas Gus Ipul.
Sekolah Rakyat merupakan program khusus bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem yang diseleksi melalui Data Terpadu Sosial Ekonomi Nasional (DTSEN). Proses penerimaan dilakukan secara aktif oleh tim Kemensos bersama dinas sosial daerah tanpa mekanisme pendaftaran mandiri oleh warga.
"Kami datangi langsung keluarga yang memenuhi kriteria, verifikasi tingkat kemiskinannya, baru ditetapkan sebagai peserta. Inilah mengapa kami tidak membuka pendaftaran umum," jelas Mensos tentang sistem seleksi yang diterapkan.
Pihak sekolah dan Kemensos masih melakukan penelusuran lebih lanjut mengenai alasan pasti kaburnya kelima siswa tersebut. Upaya rekrutmen pengganti telah dimulai dengan memprioritaskan calon dari daftar antrean yang telah tervalidasi data kemiskinannya.