
JAKARTA – Sekolah Tinggi Ilmu Agama Khonghucu Indonesia (SeTIAKIN) dijadwalkan akan diresmikan pada September 2025. Lembaga ini menjadi perguruan tinggi pertama di Indonesia yang berfokus pada ajaran Khonghucu, sebagai bentuk penguatan layanan pendidikan keagamaan yang inklusif dan mencerminkan kebhinekaan.
Kabar ini disampaikan Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin), Budi S. Tanuwibowo, saat audiensi dengan Menteri Agama RI Nasaruddin Umar di Kantor Kemenag, Jakarta, Senin (28/7/2025).
“Pembangunan SeTIAKIN secara fisik dan administratif sudah hampir selesai. Kami targetkan peresmian bisa dilakukan antara bulan September hingga Oktober, dan kami sangat mengharapkan dukungan penuh dari Kementerian Agama,” ujar Budi.
Dalam pertemuan tersebut, Matakin juga menyerahkan Kitab Suci Khonghucu versi terjemahan Bahasa Indonesia kepada Menag, dan berharap agar kitab tersebut dapat distribusikan secara luas dengan dukungan pemerintah.
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyambut baik kehadiran SeTIAKIN dan menyatakan dukungan penuh terhadap pendiriannya. “Ini bukan hanya langkah maju bagi umat Khonghucu, tapi juga simbol kemajuan moderasi beragama di Indonesia,” ujar Menag.
Menag juga menekankan pentingnya penyusunan kurikulum keagamaan yang berakar pada tiga pilar utama: teologi (iman), logos (nalar), dan ethos (etika). Ia menyebut bahwa kurikulum pendidikan agama harus mampu membentuk insan yang religius, rasional, dan berakhlak mulia.
Selain itu, Menag kembali menyoroti pentingnya “kurikulum cinta” dalam pendidikan keagamaan, yang mengedepankan nilai-nilai kasih sayang, toleransi, dan penghormatan terhadap sesama.
“Agama itu pada dasarnya mengajarkan kasih sayang—kepada manusia, makhluk hidup, dan semesta,” tegasnya.
Keberadaan SeTIAKIN diharapkan menjadi pusat kajian dan pengembangan ajaran Khonghucu yang berwawasan kebangsaan dan kemanusiaan, sekaligus memperkuat komitmen negara dalam menjamin kesetaraan akses pendidikan keagamaan bagi seluruh umat beragama di Indonesia.