
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan fenomena rombongan hanya nanya (rohana) dan rombongan jarang beli (rojali) di pusat perbelanjaan bukan indikator lemahnya daya beli masyarakat, melainkan mencerminkan pergeseran pola konsumsi ke platform digital. Dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (5/8/2025), Airlangga menyajikan data Badan Pusat Statistik yang menunjukkan pertumbuhan transaksi online di e-retail dan marketplace mencapai 7,55% pada Kuartal II 2025, dengan penggunaan uang elektronik melonjak 67,91% secara tahunan.
"Fenomena Rohana-Rojali adalah isu yang dibesar-besarkan. Faktanya, terjadi migrasi belanja dari offline ke online," tegas Airlangga. Data menunjukkan transaksi e-commerce melesat dari 280 juta pada 2018 menjadi 3,23 miliar transaksi di 2024, dengan produk kosmetik dan perawatan pribadi mencatat pertumbuhan 16,95% senilai Rp67,6 triliun.
Kinerja sektor ritel tetap positif dengan pertumbuhan tiga perusahaan publik masing-masing 4,99%, 6,85%, dan 12,87% di semester I 2025. Konsumsi rumah tangga Kuartal II 2025 tumbuh 4,97% yoy, menyumbang 54,25% terhadap PDB dan 2,64% dari total pertumbuhan ekonomi 5,12%. "Konsumsi domestik tetap kuat, terlihat dari angka positif konsumsi rumah tangga dan LNPRT yang mencapai 7,82%," jelas Airlangga. Pemerintah mencatat penurunan konsumsi pemerintah sebesar 0,33% akibat berkurangnya pengeluaran pascapemilu.