
Sebuah penelitian terbaru dari agensi Revealing Reality mengungkap potensi risiko buruk platform game Roblox bagi anak-anak. Penelitian yang dilakukan dengan membuat dua akun pengguna fiktif - satu untuk anak 9 tahun dan satu untuk dewasa 42 tahun - menemukan bahwa keduanya dapat berinteraksi dalam permainan yang sama, saling mengundang bermain, dan berkomunikasi melalui fitur obrolan publik.
Yang lebih mengkhawatirkan, ketika avatar diubah menjadi usia 13 tahun, fitur obrolan suara dan pesan pribadi menjadi tersedia hanya dengan verifikasi nomor telepon, tanpa konfirmasi usia atau persetujuan orang tua. Peneliti juga menemukan konten tidak pantas seperti avatar berpakaian BDSM yang menirukan adegan seks di ruang virtual bernama "Boys and Girls Club Roleplay", yang dapat diakses oleh akun anak-anak.
Meski Roblox mengklaim memiliki sistem verifikasi usia, penelitian menunjukkan siapa pun bisa dengan mudah berbohong tentang usia mereka. Anak di bawah 13 tahun yang jujur mengisi usia sebenarnya tetap terpapar obrolan publik dengan orang dewasa tak dikenal, serta konten dan lingkungan virtual yang tidak pantas.
Menyikapi temuan ini, Revealing Reality menyarankan orang tua untuk membuat akun Roblox sendiri, mengaktifkan fitur verifikasi orang tua, dan menautkannya dengan akun anak agar bisa memantau aktivitas serta daftar pertemanan anak di platform tersebut. Langkah ini dianggap penting untuk melindungi anak dari potensi bahaya di dunia virtual Roblox.