
KULON PROGO – Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo mengonfirmasi bahwa keracunan massal yang menimpa 497 pelajar pada akhir Juli 2025 disebabkan oleh makanan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hasil uji laboratorium Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi (BLKK) Yogyakarta menunjukkan adanya tiga jenis bakteri berbahaya dalam sampel makanan yang disajikan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kulon Progo, Mustofa Arif, menjelaskan bahwa kontaminasi terjadi pada multiple menu: Bacillus cereus ditemukan pada nasi, Staphylococcus aureus pada tahu goreng dan sayur tumis, serta Escherichia coli (E. coli) pada semangka. "Semua bakteri ini seharusnya tidak ada dalam makanan yang disajikan kepada siswa," tegasnya pada Rabu (20/8/2025).
Pemeriksaan laboratorium dilakukan terhadap tiga sampel makanan dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang melayani beberapa sekolah di wilayah Bendungan hingga Sogan, Kapanewon Wates. Hasil uji muntahan dan feses siswa memperkuat temuan bahwa sumber kontaminasi berasal dari makanan MBG. Gejala keracunan yang dialami siswa berupa sakit perut, muntah, dan diare, dengan tingkat keparahan umumnya ringan. Hanya satu siswa yang memerlukan perawatan inap di RSUD Wates selama dua malam.
Dinas Kesehatan menyimpulkan insiden ini disebabkan oleh multi-faktor dan mendorong penerapan prosedur keamanan pangan yang lebih ketat dalam penyediaan dan distribusi makanan MBG. Pemerintah daerah berencana membentuk satuan tugas khusus untuk mengawasi pelaksanaan program ini guna mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan.