
SIDOARJO – Proses pembersihan puing reruntuhan gedung musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, terus berlanjut hingga Minggu (5/10) malam. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, sebanyak 80 persen puing telah berhasil dibersihkan. Seiring dengan itu, jumlah korban meninggal dunia bertambah menjadi 49 orang setelah tim SAR menemukan 24 jenazah tambahan, termasuk empat potongan tubuh manusia.
Seluruh jenazah dan bagian tubuh korban telah dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk keperluan identifikasi lebih lanjut. Dengan penemuan terbaru ini, jumlah korban yang masih dalam pencarian menyusut menjadi 14 orang. Sementara itu, sebanyak 104 orang berhasil ditemukan dalam kondisi selamat, enam di antaranya masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Upaya pembersihan dilakukan menggunakan satu unit breaker excavator penghancur beton dan dua bucket excavator yang bekerja secara bergantian di area reruntuhan. Fokus utama tim gabungan dari BPBD, Basarnas, TNI, Polri, dan relawan adalah mengangkat material berat untuk memudahkan proses pencarian korban di bawah tumpukan puing.
Namun, proses pembersihan menghadapi kendala teknis. Tim menemukan bagian bangunan yang masih terhubung dengan gedung lama di sisi selatan musala yang roboh. Kondisi bangunan lama yang terlihat miring membuat tim SAR tidak bisa langsung melakukan pemotongan material, karena dikhawatirkan memicu robohnya struktur bangunan yang masih berdiri.
Untuk mengantisipasi risiko tersebut, tim mendatangkan konsultan ahli dari Institut Teknologi Surabaya (ITS). Berdasarkan rekomendasi ahli, tim SAR wajib membuat penahan pada gedung lama agar proses pemotongan (cutting) dapat dilakukan dengan aman tanpa merusak bangunan di sekitarnya. Strategi baru ini menjadi bagian dari upaya memastikan seluruh operasi SAR berjalan dengan hati-hati dan efisien.
Meski dihadapkan pada tantangan di lapangan, fokus utama tim SAR gabungan tetap pada pencarian dan evakuasi korban. Operasi dilakukan selama 24 jam dengan sistem bergantian, dibarengi dukungan logistik dan stamina bagi personel. BNPB berharap seluruh proses pembersihan dan evakuasi dapat diselesaikan secepat mungkin, tanpa menimbulkan risiko tambahan di lokasi kejadian.