
JAKARTA – Pemerintah Indonesia memastikan akan membatasi impor gandum dan kedelai dari Amerika Serikat (AS) meskipun terjadi penurunan tarif impor dari negara tersebut. Wakil Menteri Pertanian Sudaryono menjelaskan bahwa impor kedua komoditas ini dilakukan secara selektif dengan sistem kuota, mengingat Indonesia belum mampu memproduksinya secara mandiri.
"Kita akan impor produk seperti gandum dan kedelai yang belum bisa kita produksi sendiri, tapi dengan pembatasan kuota yang ketat," tegas Sudaryono, Minggu (20/7/2025). Ia menegaskan kebijakan ini tidak akan mengganggu program swasembada pangan untuk komoditas utama seperti beras dan jagung yang sudah bisa diproduksi dalam negeri.
Kebijakan ini muncul menyusul kesepakatan perdagangan antara Indonesia dan AS yang menurunkan tarif impor Indonesia dari 32% menjadi 19%. Sebagai bagian dari kesepakatan, Indonesia juga akan membeli produk pertanian AS senilai 4,5 miliar dolar AS, produk energi 15 miliar dolar AS, serta 50 pesawat Boeing 777.
Meski membuka keran impor untuk beberapa komoditas, pemerintah menekankan komitmennya untuk tidak mengimpor bahan pangan yang sudah bisa diproduksi secara mandiri. Langkah ini diambil untuk menjaga keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan industri dalam negeri dan perlindungan terhadap petani lokal.
Kebijakan pembatasan impor ini sekaligus menjadi bentuk kehati-hatian pemerintah dalam menyikapi penurunan tarif dari AS, dengan tetap memprioritaskan kepentingan produksi dalam negeri dan program swasembada pangan yang telah dicanangkan.