
Tujuan
Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 4 menekankan pentingnya pendidikan yang inklusif, adil, dan bermutu
bagi semua, serta
mendorong kesempatan belajar
sepanjang hayat. Dalam upaya mewujudkannya, UNESCO berperan sebagai penggerak utama
yang mengembangkan konsep Education for Sustainable Development (ESD) atau pendidikan berkelanjutan. Konsep ini berakar pada pemikiran bahwa
pendidikan harus melampaui sekadar transfer pengetahuan, menuju proses pembelajaran yang menyiapkan individu untuk
mengambil keputusan dan bertindak demi masa depan yang adil secara sosial,
layak secara ekonomi, dan berkelanjutan secara ekologis.
Tokoh pendidikan dunia, Al-Ghazali memiliki
pemikiran terkait manajemen
pendidikan yang tidak lepas
dari pendekatannya untuk menyatukan antara
akal dan hati,
ilmu dan amal, dunia dan
akhirat. Ia menekankan bahwa pendidikan bukan semata-mata proses transfer
pengetahuan, melainkan juga proses pembinaan karakter dan spiritualitas.
Pandangan ini selaras dengan BSI Maslahat yang memiliki pilar didik umat. Pilar yang berfokus pada program bantuan pendidikan sebagai kunci utama untuk membangun masyarakat yang berdaya, mandiri, berkarakter, dan mampu berkontribusi untuk kesejahteraan bersama.
Implementasi BSI Scholarship dalam Pendidikan Berkelanjutan
Melalui
pilar Didik Umat, BSI Maslahat menghadirkan program BSI Scholarship sebagai
wujud nyata komitmen terhadap pendidikan berkelanjutan. Pendidikan
berkelanjutan bukan hanya tentang akses ke sekolah, tetapi tentang pembelajaran
yang terus-menerus. Kemampuan seseorang untuk belajar, beradaptasi, dan
berkontribusi sepanjang hidupnya. BSI Scholarship merupakan program bantuan
pendidikan dimana penerima beasiswa tidak hanya mendapatkan tunjangan uang
saku, namun juga pendidikan karakter
dan kepemimpinan, serta pembinaan spiritual. BSI Scholarship memiliki
program beasiswa untuk pelajar dan mahasiswa. BSI Scholarship Pelajar merupakan
program beasiswa bagi siswa setara SMA. Para penerima beasiswa (awardee) tidak
hanya diberikan bantuan ekonomi penunjang proses belajar, namun juga dibekali
dengan berbagai pelatihan.
Pada
tahun 2025, BSI Scholarship Pelajar membidik siswa yang duduk di kelas 12
sejumlah 1.431 awardee. Sebanyak 53% atau 754 awardee berhasil lolos Perguruan Tinggi Negeri (PTN). Bahkan 33% yang lolos atau
sejumlah 247 awardee berhasil masuk Top 10 PTN.
Menariknya, awardee BSI Scholarship Pelajar yang lolos seleksi
berkesempatan untuk melanjutkan ke jenjang BSI Scholarship Mahasiswa. Skema
berjenjang ini menjadi bukti nyata bahwa BSI Maslahat memandang pendidikan sebagai perjalanan berkelanjutan.
Wujud Nyata
Semangat Pendidikan Berkelanjutan
Pendidikan
bukan sekadar ruang kelas dan buku pelajaran. Ia adalah jantung dari
pembangunan berkelanjutan. Melalui pendidikan, lahirlah generasi yang sadar,
tangguh, dan mampu menata masa depan bangsa dengan nilai kemanusiaan dan
kemaslahatan. Dalam wajah pendidikan berkelanjutan, selalu ada kisah yang
menyalakan harapan. Salah
satunya hadir dari sosok Joni Anwar Afrizul,
awardee BSI Scholarship
Pelajar asal MAN Insan Cendekia Padang Pariaman.
Joni lahir dari keluarga
sederhana yang tinggal
di rumah kayu beratap seng. Di dapur, tungku kayu menjadi saksi
perjuangan setiap pagi, sementara cahaya malamnya bersumber dari listrik yang
dipinjam dari tetangga. Sang ayah, seorang petani yang tak pernah lelah
bekerja, menanam bukan hanya padi di sawah, tetapi juga nilai keteguhan dan
dedikasi dalam hati anaknya.
Keterbatasan
ekonomi tak pernah membuat langkah Joni surut. Ia percaya bahwa keadaan bukanlah
batas, melainkan batu pijakan menuju
cita-cita. Ia jatuh
cinta pada ilmu kimia, bukan
sekadar mempelajarinya, tapi menghidupinya. Di sela kesibukan sekolah, Joni
menyisihkan waktu untuk mengajar olimpiade kimia secara daring, berbagi ilmu
dengan teman-temannya. Baginya, ilmu tak akan berharga jika tidak dibagikan.
“Orang
hanya melihat medali,” tutur Joni lirih. “Tapi di balik semua itu ada pagi-pagi
yang dingin dan lelah, malam-malam tanpa tidur, dan usaha yang jarang terlihat.
Prestasi bukan hadiah instan, ia lahir dari doa, air mata, dan disiplin.”
Deretan prestasinya membuktikan ketekunan itu:
•
Medali Emas Kompetisi Sains Siswa Muslim Indonesia
(KOSSMI)
•
Medali Perak Olimpiade Sains Nasional (OSN) dan Kompetisi
Sains Madrasah (KSM)
•
Medali Emas Lomba Kimia Perorangan (LK-Pero) & Lomba Cepat Tepat Kimia (LCTK)
•
Medali Perunggu KSR yang merupakan
kompetisi dari platform bimbingan belajar
Namun perjalanan Joni tidak selalu
mudah. Ia pernah gagal lolos ke Institut
Teknologi Bandung (ITB) melalui jalur SNBP, momen yang sempat
menghancurkan harapannya. Tapi Joni tak berhenti. Ia menegakkan kembali
tekadnya dan belajar lebih keras. Hingga akhirnya, ia diterima di kampus
impiannya melalui jalur SNBT. BSI Scholarship turut menemani langkahnya hingga
ke bangku kuliah..
“Hari ini aku berdiri
di kampus impian.
Tapi perjuanganku belum selesai. Aku ingin jadi bukti bahwa anak dari keterbatasan
pun bisa bermimpi tinggi. Selama kamu belum berhenti, balasan dari perjuanganmu
akan datang.” — Joni Anwar Afrizul
Kisah Joni adalah potret
indah dari semangat
pendidikan berkelanjutan. Belajar
bukan hanya untuk meraih gelar, melainkan untuk menyalakan cahaya bagi
orang lain. Ia membuktikan bahwa pendidikan berkelanjutan tidak selalu tentang
fasilitas megah atau sumber daya besar. Esensinya ada pada keyakinan, daya
juang, dan harapan yang tumbuh dari hati yang tulus.




















