
WELLINGTON – Para ilmuwan geologi akhirnya mengonfirmasi keberadaan Zealandia, daratan luas yang tersembunyi di bawah Samudra Pasifik Selatan, sebagai benua kedelapan di Bumi. Meski 94 persen wilayahnya terendam air, para ahli menyatakan Zealandia memiliki semua karakteristik geologi yang memenuhi syarat sebagai benua sejati.
Zealandia membentang seluas hampir 5 juta kilometer persegi—lebih besar dari India—namun hanya sekitar 5 persen daratannya muncul di atas permukaan laut, termasuk Selandia Baru dan Kaledonia Baru.
Dilansir dari Earth, Selasa (20/5), ahli geologi Nick Mortimer dari GNS Science adalah salah satu tokoh utama dalam penelitian ini. Ia menjelaskan bahwa Zealandia berasal dari pecahan Gondwana, benua purba raksasa yang dulu mencakup Amerika Selatan, Afrika, Antarktika, Australia, dan sebagian Asia.
Sekitar 85 juta tahun lalu, Zealandia mulai terpisah dari Antarktika dan Australia karena pergeseran tektonik. Proses tersebut menyebabkan kerak buminya menipis dan mendingin hingga akhirnya tenggelam perlahan ke bawah laut.
“Zealandia adalah satu-satunya benua yang 94 persen wilayahnya berada di bawah air,” ujar Mortimer.
Pembuktian Lewat Geologi dan Teknologi Mutakhir
Selama puluhan tahun, keberadaan Zealandia sempat diragukan karena dianggap hanya kumpulan dasar laut vulkanik. Namun, penelitian terbaru yang mengandalkan teknologi canggih, termasuk geokronologi (penentuan usia batuan melalui peluruhan radioaktif) dan pemetaan anomali magnetik, memberikan bukti meyakinkan.
Sampel batuan yang diperoleh dari pengeboran laut mengungkap adanya batu pasir, kerikil vulkanik, serta lava basaltik yang berasal dari periode Zaman Kapur Awal hingga Eosen.
Karakteristik ini serupa dengan batuan penyusun benua-benua lain di dunia, memperkuat klaim bahwa Zealandia bukan sekadar daratan tenggelam, melainkan sebuah benua utuh.
Pentingnya Zealandia dalam Studi Bumi
Penemuan ini bukan hanya sensasional secara ilmiah, tapi juga berpotensi mengubah pemahaman sejarah geologi Bumi. Zealandia menawarkan wawasan baru tentang pergerakan lempeng tektonik, evolusi kerak bumi, serta sejarah iklim dan kehidupan laut.
“Dengan Zealandia, kita bisa melihat bagaimana benua bisa terbentuk, tenggelam, dan tetap bertahan dalam bentuknya yang unik,” kata Mortimer.