
JAKARTA – Tumpukan limbah kulit kerang di wilayah Cilincing, Jakarta Utara, kian mengkhawatirkan. Warga mendesak pemerintah segera memberikan solusi konkret untuk mengatasi persoalan yang sudah berlangsung selama puluhan tahun ini.
Produksi kerang hijau di wilayah tersebut terus berlangsung setiap hari, baik dalam bentuk mentah maupun matang. Namun, tidak tersedianya lahan pembuangan yang memadai membuat limbah kulit kerang terus dibuang ke laut atau ke tepi pantai.
Saat ini, timbunan limbah kulit kerang disebut telah mencapai ketinggian lima meter, bahkan setara dengan tanggul pantai di daerah tersebut.
“Kalau saya sih berharap lebih lagi, solusi bagaimana limbah kerang ini bisa menjadi berharga,” ujar Mul (40), warga setempat, saat ditemui di lokasi pada Senin (26/05).
Mul juga menyampaikan keinginan agar limbah ini tidak lagi dianggap sampah tak berguna, melainkan bisa dimanfaatkan secara ekonomis.
Warga menilai pemerintah perlu mengedukasi masyarakat agar tidak mencampurkan limbah kerang dengan sampah rumah tangga. Salah satu usulan konkret dari warga adalah pemberian insentif untuk mendorong masyarakat memilah dan mengumpulkan limbah dengan benar.
“Kalau misalnya ada kebijakan, misalnya ‘kulit kerang satu karung dihargai Rp 4.000’, ya pasti warga nggak sembarangan buang,” kata Mul.
Hingga kini, warga mengaku belum melihat adanya langkah serius dari pemerintah pusat maupun daerah dalam menangani limbah kerang ini. Selama ini, Pemerintah Kota Jakarta Utara hanya menugaskan petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) untuk membersihkan dan meratakan limbah yang menumpuk di pinggir jalan.
Namun langkah tersebut dinilai hanya bersifat sementara dan belum menyentuh akar masalah.
Potensi Ekonomi dan Solusi Jangka Panjang
Limbah kulit kerang sebenarnya memiliki potensi ekonomi jika dikelola dengan benar, seperti dijadikan bahan baku kerajinan tangan, paving block, hingga campuran pakan ternak. Warga berharap pemerintah mulai menggandeng lembaga riset, LSM, maupun pelaku industri untuk mencari solusi berkelanjutan.