
JAKARTA – Pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur terus menarik perhatian dunia internasional. Salah satu langkah konkret yang menunjukkan meningkatnya minat global terhadap proyek ibu kota baru ini adalah keterlibatan konsorsium yang dipimpin perusahaan-perusahaan asal Amerika Serikat. Konsorsium ini berencana membangun 20 tower rumah susun (rusun) dengan total nilai investasi mencapai Rp 6 triliun.
Proyek tersebut menjadi bagian dari skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang dijalankan oleh Otorita IKN, guna mempercepat penyediaan hunian layak bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) serta masyarakat yang akan bermukim di ibu kota baru.
Konsorsium pimpinan AS ini terdiri dari sejumlah perusahaan internasional ternama, antara lain PJ-IC International, Bee-Invest, Ozturk Holdings, dan Promec Joint Venture. Selain itu, konsorsium ini juga menggandeng mitra strategis dari Brunei Darussalam, Turkiye, dan Spanyol, memperlihatkan kuatnya kolaborasi lintas negara dalam mendukung pembangunan IKN sebagai kota masa depan yang cerdas, inklusif, dan berkelanjutan.
Deputi Bidang Pendanaan dan Investasi Otorita IKN, Agung Wicaksono, menyatakan bahwa keterlibatan konsorsium ini merupakan bukti bahwa strategi pembiayaan berbasis KPBU diterima secara positif oleh pasar global.
“Masuknya konsorsium dari Amerika Serikat, bersama mitra dari Brunei, Turkiye, dan Spanyol, menunjukkan bahwa strategi pembiayaan melalui KPBU telah diterima positif oleh pasar global,” kata Agung kepada Kompas.com, Sabtu (24/5).
Pembangunan rusun menjadi salah satu prioritas utama dalam mendukung pemindahan ASN dan personel pertahanan keamanan (Hankam) ke IKN, yang dijadwalkan berlangsung bertahap sejak Maret 2025. Rusun-rusun yang dibangun nantinya akan menampung ribuan penghuni, termasuk pegawai pemerintah dan warga sipil, untuk mendorong terciptanya kota yang hidup dan beragam.
Selain konsorsium Amerika, investasi serupa juga datang dari Korea Selatan. Konsorsium yang dipimpin Samsung C&T bersama PT Brantas Abipraya akan membangun 21 tower rusun dengan nilai investasi mencapai Rp 6,3 triliun. Dengan demikian, total investasi dari dua konsorsium besar ini menyentuh angka Rp 12,3 triliun untuk pembangunan 41 tower rusun.
Agung menegaskan bahwa kedua konsorsium tersebut merupakan pemrakarsa baru di luar daftar investor KPBU yang telah lebih dulu masuk ke IKN. Kehadiran mereka menambah total nilai proyek berbasis KPBU di IKN menjadi Rp 144,3 triliun.
Sementara itu, Kepala Otorita IKN Basuki Hadimuljono menegaskan bahwa pembangunan rusun tidak semata-mata ditujukan untuk ASN dan Hankam. Ia menyebut, masyarakat umum juga akan mendapatkan akses terhadap hunian layak di IKN.
“Kami ingin IKN menjadi kota yang layak huni dan dicintai, tidak hanya untuk aparatur negara tetapi juga untuk rakyat,” ujar Basuki.
Dengan terus bertambahnya jumlah investor internasional yang menanamkan modal di IKN, proyek pemindahan ibu kota negara ini semakin menunjukkan daya tariknya sebagai magnet ekonomi baru Indonesia. Selain menjadi pusat pemerintahan, IKN juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mempercepat transformasi kawasan Kalimantan Timur menjadi pusat peradaban masa depan.