
JAKARTA — Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Keuangan mencatat realisasi utang baru sebesar Rp 304 triliun hingga akhir April 2025. Angka ini mencerminkan 39,2 persen dari target utang dalam APBN 2025 sebesar Rp 775,9 triliun.
Pembiayaan Negara On Track, Diperkuat oleh Strategi Mitigasi Risiko
Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono menjelaskan bahwa pembiayaan negara secara keseluruhan mencapai Rp 279,2 triliun atau 45,3 persen dari target APBN. Sementara itu, pembiayaan non-utang tercatat sebesar Rp 24,9 triliun atau 15,6 persen dari target tahunan.
"Artinya pembiayaan kita on track dan mencatat kinerja baik," ujar Thomas dalam konferensi pers APBN KiTa Mei 2025 di Jakarta, Jumat (23/5).
Thomas menegaskan bahwa pemerintah menjalankan strategi pengelolaan utang secara pruden (hati-hati), fleksibel, oportunistik, dan terukur. Langkah mitigasi risiko termasuk:
-
Prefunding (penarikan utang lebih awal)
-
Cash buffer (bantalan kas) yang memadai
-
Diversifikasi mata uang dan instrumen utang
-
Pengelolaan kas dan utang secara aktif
Strategi Global: Dimsum Bond dan Kangaroo Bond Siap Terbit
Sebagai bagian dari diversifikasi pembiayaan, pemerintah berencana menerbitkan:
-
Dimsum Bond (berdenominasi Renminbi/CNY - Tiongkok)
-
Kangaroo Bond (berdenominasi Dolar Australia/AUD)
Meski belum diumumkan tenor dan yield masing-masing obligasi, langkah ini menunjukkan keseriusan pemerintah memperluas basis investor global dan menyeimbangkan komposisi mata uang dalam portofolio utang negara.
Pemerintah Terbitkan Samurai Bond Senilai 725 Juta Dolar AS
Selain itu, pada 23 Mei 2025, pemerintah telah menerbitkan Samurai Bond dengan denominasi Yen Jepang (JPY) senilai 103,2 miliar yen atau setara 725 juta dolar AS.
Obligasi ini diterbitkan dalam lima tenor, dengan rincian yield sebagai berikut:
-
3 tahun: 1,56%
-
5 tahun: 1,87%
-
7 tahun: 2,05%
-
10 tahun: 2,35%
-
20 tahun: 3,26% (dalam format Blue Bonds).
“Blue Bonds itu adalah obligasi yang mengikuti prinsip ESG, khususnya proyek yang berkaitan dengan kelautan dan air,” jelas Thomas.
Dengan realisasi utang baru Rp 304 triliun per April 2025, serta penerbitan Samurai Bond dan rencana Dimsum Bond serta Kangaroo Bond, pemerintah Indonesia menunjukkan strategi pembiayaan yang beragam, adaptif, dan berbasis tata kelola yang hati-hati. Fokus pada stabilitas fiskal dan pembangunan berkelanjutan menjadi prioritas dalam menghadapi tantangan ekonomi global tahun ini.