Breaking News :
KanalLogoLogo
Sabtu, 05 Juli 2025

Ekbis

Kondisi Global Melemah, Pemerintah Luncurkan Stimulus Jaga Pertumbuhan Ekonomi

Ima KarimahJumat, 04 Juli 2025 20:52 WIB
Kondisi Global Melemah, Pemerintah Luncurkan Stimulus Jaga Pertumbuhan Ekonomi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (4/7).

ratecard

JAKARTA – Menghadapi tekanan global yang makin memburuk pada pertengahan tahun 2025, pemerintah Indonesia resmi meluncurkan paket stimulus ekonomi tahap kedua. Langkah ini sebagai bentuk mitigasi untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi nasional agar tidak tergerus oleh dampak eksternal yang terus membayangi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Kamis (4/7), mengungkapkan bahwa kondisi global memasuki fase perlambatan serius. Beberapa indikator menunjukkan pelemahan, mulai dari indeks manufaktur dunia yang berada di zona kontraksi, harga komoditas yang fluktuatif cenderung menurun, hingga dampak konflik geopolitik di Timur Tengah yang sempat mendorong harga minyak naik 8%.

“Situasi global tidak makin membaik. IMF dan Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan 2025 ke bawah,” ujar Sri Mulyani.

Ia menjelaskan, meskipun ekonomi Indonesia masih menunjukkan daya tahan — dengan inflasi inti terjaga di level 1,9% dan surplus neraca perdagangan Mei meningkat. namun sejumlah sektor mulai terdampak. Aktivitas manufaktur domestik tercatat masuk zona kontraksi, penjualan semen dan mobil mengalami penurunan, serta sektor keuangan makin volatil akibat kebijakan tarif sepihak Presiden Trump dan ketegangan geopolitik.

Menjawab kondisi tersebut, pemerintah mengucurkan berbagai bentuk stimulus. Total anggaran stimulus mencapai puluhan triliun rupiah, menyasar berbagai sektor strategi. Mulai dari diskon transportasi publik (kereta, pesawat, kapal laut) sebesar Rp0,94 triliun, selama libur sekolah Juni-Juli 2025, Diskon tarif tol selama periode yang sama, senilai Rp0,65 triliun (non-APBN).

Selain itu juga oenebalan bantuan sosial berupa tambahan kartu sembako Rp200 ribu/bulan selama dua bulan, serta bantuan beras 10 kg/bulan, dengan total anggaran Rp11,93 triliun, Subsidi upah Rp300 ribu untuk 17,3 juta pekerja bergaji di bawah Rp3,5 juta dan 565 ribu guru (Kemendikdasmen dan Kemenag), dengan anggaran Rp10,72 triliun. Dan juga diskon iuran jaminan kecelakaan kerja bagi pekerja sektor padat karya senilai Rp0,2 triliun (non-APBN).

Sri Mulyani menegaskan bahwa paket stimulus ini dirancang untuk mempercepat konsumsi domestik dan mengimbangi tekanan dari perlambatan global. “Dengan stimulus ini, kita harap bisa mengompensasi dampak tarif Presiden Trump yang menurut IMF dan World Bank bisa menurunkan pertumbuhan ekonomi kita ke level 4,7%,” pungkasnya. Pemerintah berharap dengan langkah antisipatif ini, perekonomian nasional tetap dapat tumbuh sehat di tengah ketidakpastian global yang terus berlangsung.

Pilihan Untukmu